ISLAM YANG MENJADI REBUTAN

Launching Muslim Milenial
Di tengah Islam diperebutkan orang untuk menjadi identitas, menjadi alat kepentingan sebagain kelompok saja, ada mestinya wajah Islam hadir sebagai wadah berbagi untuk sesama. 
Islam sepatutnya tidak dilihat sebagai ideologi yang dikultuskan, kemudian digunakan untuk menjustifikasi sesuai keperluan. Tapi Islam yang dipandang sebagai sebuah ide untuk perubahan sosial berdampingan dengan tidak memunggungi perubahan zaman. 
Hal ini akan selaras dengan bekal dan sejumlah potensi yang dimiliki pribadi muslim, juga mengacu pada generasi produktif Indonesia -- yakni generasi Gen Y atau lebih populer disebut generasi Milenial --, ada banyak hal yang lebih bisa dikerjakan untuk mengaktivasi wajah Islam Indonesia dengan lebih positif dan maslahah.

Karakter generasi saat ini bisa menjadi sebuah momentum untuk menggenapkan keganjilan, meredam kegandrungan dan menarik kembali raut senyum wajah Islam Indonesia yang murung dalam tempurung kebencian.

Tiga karakter yang kentara itu yakni, 
  1. 1. Mental Kompetisi -> Mental Kolaborasi

Bila Generasi Zaman Old selalu bergantung pada potensi yang dimiliki dirinya sendiri, milenial cenderung mengambil peran untuk bekerjasama dengan teman sejawatnya.

  1. 2. Relasi Kuasa -> Ruang Berbagi

Dalam perihal relasi, milenial tidak bertumpu pada kuasa pada garis instruksi. Mereka mengubah nya dengan konsep yang lebih cair dengan cara berbagi tanpa rasa menggurui.

  1. 3. Panggung Tertutup - > Panggung Terbuka

Perihal penguasaan diri di tengah lingkungan, karakter milenial akan menyulap hal ini pada tatanan yang lebih terbuka dengan dialog bukan pada ranah tertutup yang serius dan formal.//@buntuliterasi

____
@muslimmilenial 
@romziahmad
@alinur.alizen
Lebih baru Lebih lama