MAKNA KALIMAT TAUHID
Oleh: Wajidi Sayadi
Sejak adanya kasus pembakaran bendera yang di dalamnya ada tulisan لا إله إلا الله محمد رسول الله Sebagai Kalimat Tauhid, lalu direspon oleh kelompok lainnya dengan aksi demo sambil membawa bendera yang bertuliskan kalimat لا إله إلا الله محمد رسول الله
Akhirnya Semakin populerlah kalimat لا إله إلا الله محمد رسول الله Sebagai Kalimat Tauhid.
Mudah-mudahan dengan semakin semaraknya kalimat Tauhid ini juga semakin mencerdaskan dan mencerahkan umat Islam tentang makna dan konsekuensi kalimat Tauhid.
Berkaitan dengan kalimat لا إله إلا الله ini Rasulullah SAW bersabda:
جددوا إيمانكم قيل يا رسول الله وكيف نجدد إيماننا؟ قال أكثروا من قول لا إله إلا الله
Perbaruilah iman kalian! Beliau ditanya, wahai Rasulullah, bagaimana caranya memperbarui iman kami? Beliau menjawab: PERBANYAKLAH MEMBACA لا إله إلا الله (HR. Ahmad dari Abu Hurairah).
Perintah Rasulullah SAW dalam hadis ini adalah memperbanyak membaca kalimat لا إله إلا الله. Inilah yang banyak dan ditradisikan oleh para ulama khususnya Nahdlatul Ulama dan masyarakat terutama di Pondok Pesantren dengan nama Tahlilan. Tahlil artinya membaca kalimat لا إله إلا الله. Baik usai shalat fardhu secara berjamaah maupun pada waktu-waktu tertentu.
Apa bedanya membaca dan menulis لا إله إلا الله
Membaca لا إله إلا الله adalah إقرار باللسان yakni pengakuan melalui ucapan lisan. Ucapan lidah ini akan terhubung ke hati, maka hati akan semakin yakin percaya sepenuhnya apa yang diucapkan dalam kalimat itu. Selain diucapkan di mulut dan diyakini dalam hati, perlu dibuktikan melalui sikap dan perilaku.
Inilah rumusan Akidah Tauhid, yaitu:
الإقرار باللسان والتصديق بالقلب والعمل بالاركان
Mengikrarkan di mulut, membenarkan dalam hati dan membuktikan mengamalkan melalui perbuatan.
Atas dasar rumusan Tauhid inilah, maka ketika duduk Tahiyyat dalam shalat, telunjuk digerakkan (maaf bukan menggerak-gerakkan) bersamaan ketika membaca الا الله kecuali Allah) maksudnya pada saat mulut berikrar membaca أشهد أن لا إله (dalam hati diiringi, Saya bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah) berbarengan ingatan dan keyakinan dalam hati, maka berbarengan pula dengan bukti perbuatan yang disimbolkan dengan gerakan jari telunjuk yang satu. Penyebutan الا الله berbarengan dengan gerakan telunjuk yang satu mengandung arti KECUALI ALLAH YANG MAHA ESA.
Berbeda dengan tulisan, bisa jadi ada orang membawa tulisan لا إله إلا الله dalam spanduk atau bendera, atau apa pun namanya, tapi belum tentu dia banyak membacanya.
Bahkan dikhawatirkan tulisan لا إله إلا الله yang dianggap sebagai bagian dari Al-Qur'an ditaruh di sembarang tempat yang tidak layak, misalnya tercecer ke lantai, tercecer ke tempat kotor, ke tempat sampah, ke tempat najis, baju kaos bertuliskan لا إله إلا الله ketika dicuci direndam di ember atau baskon yang bercampur dengan air kotoran dan najis, diinjak-injak, dan lain-lain. Makanya para ulama dalam kitab-kitab klasik yang sangat berhati-hati berpandangan bahwa membuang tulisan Al-Qur'an termasuk kalimat لا إله إلا الله ke tempat kotoran haram hukumnya.
Inilah kira-kira bedanya antara bacaan dan tulisan لا إله إلا الله, Rasulullah SAW memerintahkan memperbanyak membaca لا إله إلا الله
Guna menambah pemahaman dan penghayatan terhadap bacaan لا إله إلا الله sehingga semakin kuat dorongannya untuk mengamalkan atau aktualisasi kalimat Tauhid لا إله إلا الله dalam kehidupan ini, para ulama menyebutkan beberapa hal yang mendasari kalimat Tauhid itu antara lain:
1. Al-Ilmu, dengan ini dapat diketahui NAFYAN (penolakan terhadap semua ke - syirik-an), dan ITSBATAN (penetapan bahwa hanya Allah yang berhak disembah).
2. Al-Yaqin, harus dengan ilmul yaqin sepenuh hati menolak segala keraguan.
3. Al-Qabul, menerima secara bulat terhadap seluruh ketetapan dan tuntunan yang terkandung dalam kalimat tauhid itu.
4. Al-Inqiyad, tunduk, patuh dan mengikuti serta mengikat diri pada kalimat tauhid.
5. Ash-Shidqu, jujur dan menolak segala kedustaan.
6. Al-Ikhlas, memurnikan amal dengan niat secara tulus dan benar.
7. Al-Mahabbah, mengiringi keyakinan tentang tauhid dengan penuh rasa cinta, bukan rasa tertekan dan keterpaksaan.
Dengan kriteria dan landasan kalimat tauhid yang dibaca tersebut, para ulama menjelaskan bahwa kalimat لا إله إلا الله yang dibaca sebenarnya mengandung maksud, yakni:
1. لا معبود بحق الا الله
Tidak ada yang berhak disembah sebenar-benarnya kecuali hanya Allah semata
2. لا خالق الا الله
Tidak ada pencipta segala makhluk kecuali Allah
3. لا مالك الا الله
Tidak ada pemilik dan penguasa bagi semesta alam kecuali Allah
4. لا حاكم الا الله
Tidak ada yang Menetapkan hukum mutlak kecuali Allah
5. لا رازق الا الله
Tidak ada yang menetapkan dan memberi rezeki kecuali Allah
6. لا نافع ولا ضار الا الله
Tidak ada yang bisa mendatangkan manfaat dan mudarat kecuali Allah
7. لا إله إلا هو يحيي ويميت
Tidak ada yang bisa menghidupkan dan mematikan kecuali Allah
8. لا حول ولا قوة الا بالله
Tidak Ada upaya dan daya kecuali atas izin kekuasaan Allah
9. لا يتوكل الا على الله
Tidak berserah diri kecuali hanya kepada Allah
10. لا مجيب الدعوة الا الله
Tidak ada yang bisa mengabulkan permohonan doa kecuali Allah
11. لا دين الحق إلا دين الله
Tidak ada agama yang Hak yang benar kecuali agama Allah yang diridhai yaitu Islam
12. لا خشية ولا خوف الا على الله
Tidak ada yang ditakuti dan tempat mengharap kecuali hanya kepada Allah
13. لا غاية الحب إلا الله
Tidak ada puncak dan tujuan kecintaan kecuali hanya kepada Allah.
Sungguh dalam dan sempurna hidup ini dengan makna kalimat Tauhid yang sesungguhnya.
Semoga akan semakin menambah kecintaan, keikhlasan, meningkatkan kualitas Tauhid.
Sebagai bukti tauhid dengan semakin meningkatkan Ukhuwah Islamiyah, jauh dari buruk sangka, jauh dari saling menyalahkan, menghindari berita-berita dan gambar Hoax.
Semoga hidup dan mati kita tetap bersama dengan Tauhid.
اهدنا الصراط المستقيم
Pontianak, 3 Nopember 2018
25 Safar 1440